Jumat, 17 Oktober 2008

HIDUP CUMA SEKALI NGAPAIN NGGAK BAHAGIA

Oleh: Sugeng Widodo
Praktisi Bioenergi, Praktisi NLP, Penulis, Trainer, dan Staf Ahli Direksi AJB Bumiputera 1912
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dulu tahun 1991 ketika saya memutuskan pindah kerja dari Solo ke Jakarta, saya sadar harus berjuang. Beruntung ada teman yang menawarkan rumahnya untuk saya tempati bersama istri dan anak pertama sampai saya mendapatkan rumah kontrakan. Tujuh tahun kemudian rumah itu dapat saya beli dengan uang tabungan dan pinjaman kantor.
Modal saya untuk hidup sehari-hari adalah gaji saat itu Rp 375 Rupiah perbulan yang meningkat rata-rata 20% setiap tahun Bekal saya dari Solo antara lain satu koper pakaian, sebuah televisi 14 inci dan sebuah motor vespa FX 150.
Setiap pagi saya dari rumah di Ciledug berangkat pukul 05.30 dan tiba di kantor, Kebayoran Baru, rata-rata lima belas menit sebelum jam masuk kantor pukul 7.15. Saya hanya satu setengah tahun di sana. Pada 1993 saya dimutasikan di Bagian Humas di Kantor Pusat yang berlokasi di Jalan Sudirman Kav. 75 Jakarta Selatan.
Setelah 10 tahun saya bekerja di Bagian Humas, pada tahun 2003 dimutasikan di bagian Pemasaran sebagai staf. Setahun Kemudian pada 2004 saya dipromosikan sebagai Kepala Bagian Pengembangan SDM/Pemberdayaan Organisasi. Saya hanya setahun di unit kerja ini dan selanjutnya dimutasikan sebagai Kepala Bagian Pemasaran pada 2006. Enam bulan kemudian ketika pimpinan saya diangkat sebagai direktur pemasaran saya pun diperbantukan sebagai Asistennya. Dan, pada tahun 2008 Alhamdulillah saya dipromosikan sebagai Staf Ahli Direksi.

MENGEMBANGKAN DIRI

Selama 13 tahun karir saya lambat berkembang. Modal rajin bekerja saja ternyata tidak cukup, harus punya bekal keahlian untuk berkarir. Ketika datang di Jakarta pendidikan saya hanya sarjana muda ushuluddin (ilmu perbandingan agama) dari Universitas Muhammadiyah Surakarta. Modal ilmu perbandingan agama ini boleh dikatakan tidak relevan dengan keahlian yang dibutuhkan di kantor.
Meskipun perjalanan karir yang saya tempuh tidak mulus, saya menikmatinya.
Sambil bekerja, saya pun mengembangkan diri dengan belajar, belajar, dan belajar. Ketika itu tekad saya jelas bahwa setiap dua tahun sekali harus punya ilmu atau keahlian baru.
Selama 10 tahun di Bagian Humas (Hubungan Masyarakat), saya bisa mendapat beasiswa untuk kuliah S-1, kuliah S-2, dan berbagai seminar, workshop, dan kursus. Risiko yang saya tanggung hanya satu mau capek belajar. Pulang bekerja, orang lain istirahat saya harus belajar. Orang lain libur saya kuliah dan bikin makalah.
Pada waktu kuliah di UI Depok, 1995 – 1999, perkuliahan dimulai pukul 16.30 sampai 21.00 dan tiba di rumah Ciledug pukul pukul 23.00. Pagi hari berikutnya pukul 05.30 harus sudah berangkat ke kantor lagi. Kapan belajarnya? Saya belajar selama perjalanan pada hari-hari tertentu di atas bus atau hari sabtu dan minggu ketika libur. Kegiatan ini saya jalani selama empat tahun.
Demikian pula ketika kuliah di program pasca sarjana, saya pun harus pulang rata-rata pukul 22.00 selama dua tahun 2000-2002. Investasi untuk belajar itu kalau di total uangnya bisa mencapai ratusan juta Rupiah baik berasal dari beasiswa perusahaan maupun biaya sendiri. Padahal tidak mudah untuk mendapatkan persetujuan dari pimpinan perusahaan agar diberikan beasiswa, tetapi Alhamdulillah ternyata saya bisa mendapatkannya.

PERJUANGAN HIDUP

Bagi pendatang baru yang akan bekerja di Jakarta terasa sekali bahwa hari-harinya dipenuhi dengan perjuangan seperti saya dulu. Apalagi pendatang baru itu biasanya tinggal di luar Jakarta seperti di Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Bukan berarti orang yang sudah lama tinggal dan bekerja di Jakarta tanpa perjuangan. Sama saja kita semua harus berjuang untuk meraih kehidupan yang lebih baik.
Perjuangan itu dimulai dari perjalanan menuju tempat kerja yang kadang memakan waktu 1 hingga 2 jam sekali jalan di tengah kemacetan. Perjuangan berikutnya bagaimana supaya kebutuhan keluarga terpenuhi seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
Setelah bekerja, perjuangan berikutnya adalah bagaimana meningkatkan penghasilan. Caranya? Cari pekerjaan sampingan, bahkan kalau perlu bikin bisnis sendiri di hari-hari libur. Bisa juga kalau sabar cari bekal ilmu dulu dengan kuliah malam hari setelah bekerja. Bekal ilmu itu diharapkan dapat mendongkrak karir dan penghasilan di kemudian hari.
Masalahnya jadi bertambah runyam bagi yang belum punya keahlian dan belum bekerja. Biaya hidup harus dikeluarkan sementara penghasilan tidak ada.
Bagi keluarga baru, perjuangan yang berat justru baru saja dimulai. Perjuangan yang membutuhkan keuletan, kesabaran, dan ketabahan. Hari-hari itu akan banyak diwarnai kesulitan, kecemasan, kemarahan, kekhawatiran, ketakutan, dan ketidakpastian.
Saya yakin, di mana pun Anda berada juga memiliki pengalaman hidup sendiri yang didalamnya mengandung nilai-nilai kejuangan.
Demi amanah mertua berupa anak-istri, demi masa depan, demi karir, demi bisnis, dan demi demi yang lain kita pun siap bertarung melawan berbagai hal yang menghambat, menghalangi, dan menantang kita untuk meraih tujuan kita.

PANDANGAN ORANG TENTANG HIDUP DAN KEHIDUPAN

Sebagian orang memandang hidup ini dari sisi buruknya. Hal itu terjadi karena selama hidupnya orang itu melulu dalam situasi dan kondisi yang buruk. Cari pekerjaan susah. Cari duit sulit. Harga kebutuhan pokok makin mahal. Penghasilan tidak mencukupi. Mau bercinta tidak ada orang yang mau dicintai alias cintanya ditolak. Anak bandel. Istri boros dan tidak menurut suami. Keluarga berantakan. Tidak ada orang peduli dan mau menolong.
Bagi orang yang selama hidupnya berada dalam kesulitan, mungkin hidup ini hanyalah kesulitan demi kesulitan. Bagi Anda yang merasa punya banyak masalah, mungkin akan bilang hidup adalah mengatasi masalah. Jika Anda punya banyak keinginan dan cita-cita yang belum terwujud, maka hidup ini seperti sebuah perjuangan yang panjang.
Sebaliknya, mereka yang semua kebutuhan dan keinginan-keinginannya terpenuhi tentu memiliki pandangan yang berbeda. Sesuai dengan pengalaman mereka yang tak erlalu banyak kesulitan maupun masalah, mereka akan memandang hidup ini baik, hidup ini indah, hidup ini nikmat, dan lain lain yang umumnya positif.
Kita perlu mengubah pandangan kita terhadap hidup ini. Pandangan kita tentang hidup janganlah disandarkan pada realitas yang terjadi pada kita dan di sekitar kita. Kita tidak bisa mengubah hal-hal di luar kemampuan diri kita. Yang bisa kita lakukan adalah mengubah mindset yang ada di dalam diri kita agar kita memiliki pandangan yang lain tentang hidup ini.

UBAH MINDSET ANDA UNTUK MENIKMATI HIDUP INI

Tidak penting apa yang Anda miliki atau yang belum Anda miliki. Yang lebih penting adalah bagaimana Anda memandang sesuatu itu. Singkatnya, hanya dengan mengubah apa yang ada di dalam diri kita maka kita pun akan menikmati keadaan apapun yang kita jalani. Ubahlah mindset Anda, agar Anda bahagia dan dapat menikmati hidup ini. Caranya ubah mindnset melalui pendekatan berikut:

Cara Berfikir:
Bahagia itu hanyalah suatu perasaan. Pikiran Anda mempengaruhi perasaan Anda. Sebaliknya perasaan Anda mempengaruhi pikiran Anda. Kalau Anda sedang mengalami emosi negatif maka telusuri ide-ide apa yang muncul saat itu. Kemungkinan besar, emosi negatif itu muncul karena ide-ide Anda juga mendukung bagi munculnya emosi negatif. Mungkin Anda ketika itu sedang memikirkan atau mengingat peristiwa atau hal-hal yang membuat Anda merasa tidak enak.
Jadi, mulai sekarang munculkan ide-ide yang baik, positif, dan lebih penting lagi pilihlah ide-ide yang membuat perasaan Anda enak. Hidup ini seperti apa yang Anda pikirkan. Pikiran Anda itulah hidup Anda.
Temukan nilai-nilai hidup Anda. Tanya pada diri sendiri, hati nurani Anda, siapa diri Anda? Siapa yang menciptakan Anda? Anda hidup untuk apa? Anda mau ke mana setelah mati? Anda mau di kenang sebagai orang seperti siapa? Apa yang membuat Anda Bahagia? Apa yang membuat Anda sedih? Apa yang paling penting dalam hidup, pekerjaan, bisnis, keluarga Anda? Bagaimana Anda akan menjalin hidup ini?

Cara Berperasaan:
Daripada Anda merasa khawatir, cemas, takut, marah, sedih, bingung, dan perasaan lain yang negatif lebih baik Anda memutuskan untuk memilih perasaan senang, gembira, tenang, fokus, bahagia, dan emosi lain yang positif. Bukankah emosi itu berada di dalam diri Anda. Emosi itu dalam kendali Anda.
Anda tentu setuju kalau dikatakan bahwa tidak enak kalau kita merasakan perasaan yang negatif. Oleh karena itu, pilihlah perasaan yang enak-enak saja. Caranya putuskan mulai sekarang Anda memilih perasaan yang membuat Anda enak. Hadirkan perasaan bahagia dulu untuk menyertai setiap aktivitas Anda, maka aktivitas Anda pun terasa enak, enak, dan lebih enak.

Cara Berkehendak:
Anda merasa sedih, sulit, kecewa, dan lain lain? Mungkin itu terjadi karena keinginan, kehendak, dan kebutuhann Anda belum terpenuhi. Di sisi lain, apa yang belum terpenuhi itu adalah sesuatu yang tidak sebanding dengan kemampuan Anda. Singkatnya kita tidak realistis.
Jadi sebelum kita menghendaki segala sesuatu sebaiknya diperhitungkan dulu apakah hal itu sesuai dengan kemampuan kita termasuk keahlian, waktu, biaya, atau sumber daya lain yang kita miliki untuk mendukung mencapainya. Demikian pula, apakah hal itu tidak melanggar nilai-nilai moral, nilai-nilai agama, dan tidak melanggar hukum.
Terjemahan ayat dalam Al-Qur’an [2.216] berikut perlu direnungkan:

”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Cara Bersikap:
Jika Anda menggunakan kaca mata gelap maka ketika melihat dari dalam mobil yang gelap pula kacanya, yang tampak di luar sana juga gelap. Tentu berbeda kalau Anda tidak menggunakan kaca mata gelap tadi meskipun siang itu terang benderang. Kalau Anda masuk rumah dengan menggunakan kaca mata gelap, seisi rumah pun menjadi tampak gelap.
Sama seperti halnya kaca mata yang Anda gunakan, sikap Anda mempengaruhi apa yang tampak di luar sana. Jika sikap Anda negatif terhadap pekerjaan, maka otomatis pekerjaan Anda pun menjadi tidak beres. Sebaliknya jika sikap Anda positif, mencintai pekerjaan Anda, merasa bahagia dengan pekerjaan Anda, maka Anda pun akan bekerja dengan baik, produktif, dan pekerjaan Anda menjadi beres.
Jadi, sikap, kecenderungan pikiran dan emosi Anda, harusnya dimulai dengan perasaan yang baik. Hadirkan dulu rasa bahagia dalam diri Anda maka sikap Anda menjadi positif. Sikap Anda yang positif membuat segalanya tampak baik dan Anda pun dapat menjalaninya dengan enak.

Cara Bertindak:
Cara bertindak Anda dipengaruhi oleh keyakinan, nilai-nilai yang Anda pegang, pikiran, perasaan, ide-ide, dan harapan. Agar Anda tidak terjebak dalam tindakan-tindakan yang membuat Anda tidak merasa enak dalam aktivitas Anda, sebaiknya Anda mempersiapkan pikiran, perasaan, kehendak, dan sikap yang baik.
Ikuti jalan kebaikan, jalan spiritual, jalan Tuhan, maka Anda pun akan merasa bahagia dalam semua keadaan Anda. Tidak peduli apakah Anda sedang dalam keadaan sakit, sulit, terpuruk, gagal, dan menderita atau sedang dalam keadaan sehat, mudah, sukses, kaya, dan sejahtera.
Anda bisa merasakan kebahagiaan setiap waktu kalau Anda memilih pikiran, perasaan, kehendak, sikap dan tindakan yang sesuai dengan panggilan jiwa Anda. Panggilan jiwa Anda itu pada hakikatnya adalah panggilan Tuhan yakni jalan kebaikan.

TERIMALAH DAN BERSYUKURLAH AGAR BAHAGIA

Sesuai dengan judul tulisan ini ”Hidup Cuma Sekali Buat Apa Tidak Bahagia?” berikut ini cara yang paling mudah untuk hidup bahagia. Meyers dalam Psychology Today memberikan tip untuk hidup bahagia sebagai berikut:

• Tidak ada kebahagiaan sejati (Penulis: kebahagiaan sejati hanya di akhirat)
• Nikmati setiap detik; nikmati setiap momen hidup Anda. Anda tinggal memutuskan untuk memilih hidup bahagia dan menikmati setiap tindakan Anda.
• Kendalikan waktu: waktu adalah hidup Anda. Menyia-nyiakan waktu berarti menyia-nyiakan hidup Anda. Nikmati waktu Anda, maka hidup Anda menjadi nikmat.
• Pura-pura; berpura-puralah menikmati maka Anda pun merasakan kenikmatan itu.
• Waktu luang manfaatkan; waktu tidak bisa disimpan dan terus berlalu. Isilah waktu Anda dengan sesuatu yang dapat Anda nikmati maka Anda pun akan bahagia.
• Olahraga; tubuh sehat dan segar membutuhkan gerak. Dengan bergerak organ tubuh anda berfungsi. Tubuh yang sehat harta Anda yang utama untuk menikmati hidup ini.
• Istirahat; luangkan waktu Anda untuk berhenti dari aktivitas dan diam. Dengan diam, Anda akan banyak menarik manfaat. Diam, rasakan, dengarkan, dan lihatlah tetapi jangan bertanya itulah prinsip relaksasi yang membuat tubuh dan jiwa Anda menjadi sehat dan segar kembali.
• Tersenyum; Dalam ajaran agama senyuman yang tulus kita kepada orang lain tergolong perbuatan yang baik, bahkan dinilai sebagai sedekah. Satu kebaikan Anda akan menarik 10 kebaikan dalam kehidupan Anda.
• Bersahabatlah; sahabat yang baik kadang melebihi keluarga kita sendiri. Sahabat yang baik bisa menjadi teman di kala susah maupun di kala senang. Sungguh beruntung bila kita punya sahabat yang baik dan tulus.

Terimalah dan Bersyukurlah
Selain tip bahagia dari Meyers, saya menawarkan dua cara yang gampang dipraktekkan yakni ”Terimalah dan Bersyukurlah”.
Pernahkah Anda protes kepada orang tua atau Tuhan karena Anda terlahir sebagai seorang wanita atau pria. Protes karena Anda terlahir dengan suku bangsa tertentu. Kita menerima semua itu dan tidak pernah protes.
Sama halnya apakah Anda pernah protes kepada Tuhan karena matahari terbit dari timur dan terbenam di barat. Kita juga tidak pernah protes ada pagi, siang, sore, malam. Semua itu adalah kebenaran. Apa yang terjadi pada kita saat ini dan masa depan adalah kebenaran, sudah terjadi dan kita alami. Apapun peristiwa itu adalah kebenaran yang tejadi. Kita hanya bisa menerima.
Yang perlu diingat bahwa setiap kejadian itu pasti ada tujuan baiknya. Hanya karena kurang ilmu kita menjadi tidak memahaminya. Sekali lagi, apa pun yang kita alami, keadaan ekonomi, karir, bisnis, dan sebagainya terjadi atas kuasa dengan kehendak Tuhan. Tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali harus menerima. Menerima apapun ketentuan Tuhan adalah cara yang paling mudah agar kita bisa menghadirkan pikiran, perasaan, sikap, kehendak, dan tindakan positif. Sekaligus membuat kita bisa menikmati hidup ini.
Penerimaan kita atas semua ketentuan Tuhan memang ringan diucapkan tetapi berat untuk dilaksakanan. Kabar baiknya, penerimaan itu hanyalah pilihan Anda. Jika Anda memutuskan untuk memilih menerima dengan ikhlas maka semua jadi baik dan enak.
Penerimaan itu adalah menerima hal yang telah terjadi, bagi yang belum terjadi maka kewajiban kita adalah usaha dan bekerja untuk meraihnya. Setelah berusaha dan bertindak secara total baru tawakal yakni menyerahkan hasilnya kepada Tuhan. Tuhan lebih tahu apa yang terbaik buat kita.
Perlu diingat, bahwa Tuhan hanya menghendaki segala sesuatu terjadi sebagai kebaikan. Jika yang terjadi bukan kebaikan, keburukan atau kerusakan itu boleh jadi akibat pilihan kita sendiri. Potensi kebaikan dan keburukan sudah ada dalam diri kita, maka pilihlah jalan kebaikan agar kita bahagia.

Firman Allah dalam Al-Qur’an menegaskan:

”Telah AKU (Allah) ilhamkan pada diri manusia jalan ketaqwaan (kebaikan) dan jalan kejahatan (keburukan).”

”Jika kamu berbuat kebaikan maka balasan kebaikan itu untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat keburukan maka balasan keburukan itu juga untuk dirimu.”

Setelah kita menerima apapun yang terjadi pada kita karena kita yakin bahwa semua itu terjadi atas kuasa dan kehendak Tuhan, maka selanjutnya bersyukurlah.
Apa pun yang terjadi pada kita saat ini, bukanlah yang paling buruk terjadi pada kita. Cobalah lihat orang-orang ’di bawah’ kita. Masih banyak orang lain yang lebih buruk keaadannya daripada kita. Sesungguhnya keadaan kita lebih baik dari mereka.
Kita bisa belajar dari orang Jawa; ketika dia mengendarai motor dan mengalami kecelakaan di jalan, kakinya patah. Masih untung hanya kaki kanan yang patah, kaki yang kiri tidak dan masih untung lagi karena masih hidup. Nah, meskipun satu kakinya patah dia masih untung, dua kali untung, kaki kiri utuh dan masih hidup. Ketika dia bisnis modalnya Rp 500 juta habis karena ditipu mitra bisnisnya, beruntung juga. Untung yang ditipu orang hanya Rp 500 juta, sekarang masih ada rumah, mobil, tabungan di bank, dan keahlian yang bisa untuk modal kerja.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa orang yang beriman itu aneh. Apapun yang terjadi selalu menguntungkan bagi dirinya. Ketika dia mendapatkan musibah atau sesuatu yang tidak disukai terjadi, dia sabar. Itu baik baginya. Dan ketika mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, dia bersyukur. Itu juga baik baginya.
Mengakhiri tulisan ini, kesimpulannya silakan dibuat sendiri. Saya hanya sekedar menekankan dan mengingatkan ”Hidup Cuma Sekali di Dunia ini Buat Apa Kalau Tidak Bahagia?” Anda hidup, belajar, tumbuh, dewasa, menikah, bekerja, bisnis, sukses, kaya, dan sejahtera, semua itu buat apa? Bukankan semua itu kita lakukan agar kita bisa bahagia.
Bagaimana keadaan kita sekarang tidak penting, yang penting putuskanlah memilih merasa bahagia lebih dulu untuk menyertai setiap tindakan Anda. Berbahagialah sebagai karyawan, anak, istri, suami, bos, dan apa pun peran Anda. Jangan tunggu sukses dulu baru bahagia. Jangan tunggu kaya dulu baru bahagia. Sekarang Anda bisa bahagia. Hadirkan perasaan bahagia setiap waktu yang Anda inginkan agar Anda lebih enak bekerja, enak belajar, dan enak beraktivitas termasuk bersama keluarga di rumah. Semoga dengan perasaan bahagia itu Anda lebih mudah meraih keadaan yang lebih baik, lebih baik, dan terus lebih baik.****

1 komentar: